Monday, May 22, 2017

Aku Pernah Ingin Putih .

                                   
Pernah terbesit dalam pikiranku untuk memiliki kulit putih layaknya perempuan-perempuan yang lain. Kulit putih menjadi dasar sebuah kecantikan setiap orang. Kulit hitam sering kali menjadi ejekan yang cukup menyakitkan bagi seorang gadis. Apalagi gadis itu beranjak dewasa semacam diriku waktu itu.



Puluhan tahun lamanya saat rakyat pribumi masih sangat menghargai perbedaan dengan tekhnologi komunikasi yang masih ala kadarnya. Aku sering dapat ejekan karena kulitku yang coklat cenderung gelap, ditambah lagi aku ini penggembala kambing yang tentu saja wajar memiliki kulit hitam karena kebakkar matahari. Aku tidak menyalahkan matahari atau mantan-mantan yang pernah singgah di hati. haiyah... aposih :D

Aku adalah perempuan yang memiliki keinginan untuk menjadi cantik. Namun, karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak baik aku tidak berani membeli lotion bahkan bedak tabur untuk bayi. lebih baik untuk membayar SPP dan buku sekolah saja.

Di tengah keterbatasan aku berusaha membuat diriku putih, aku sering sekali ke sungai memandikan kambing-kambiong penumpu biaya sekolahku waktu itu. Di saat itu aku menggosok semua badanku dengan batu kali, berharapa daki-daki yang rontok itu bisa merubah warna kulitku. Tidak lupa setiap pagi aku membereskan tempat tidurku, eh malah nyanyi hihi. :D tidak hanya menggosok dengan batu kali, setiap mandi aku memakai sikat cucian untuk menggosok kakiku agar tidak bersisik dan aku menjadi seorang putri duyung, kan serem ya? nanti malah aku jadi pemain sinetron. hihihi nglantur lagi ni diriku, maapin yak? hihihi :D

Semua itu aku jalani selama bertahun-tahun, namun tidak ada perubahan. Akupun bertanya pada Ibuku kenapa aku memiliki kulit hitam? Ibuku menjawab

"Kulit hitam bukanlah sebuah aib, kamu harusnya bersyukur, dengan kulit hitammu kamu sehat, bisa bermain bebas dibawah matahari, banyak yang memiliki kulit putih namun tidak sehat. Cantik itu bukan soal warna kulit, tapi soal mensyukuri dirimu sendiri. Dan menghargai apapun yang Tuhan beri padamu"

Mendengar ucapan itu, aku berhenti terobsesi pada warna kulit putih, aku terobsesi pada menghargai apa yang aku miliki saat ini. Bersyukur adalah kunci dari kebahagiaan dan kecantikan batin yang hakiki.

Pernah merasa demikian??


No comments:

Post a Comment